::..Instalasi Mikrotik (router/bandwidth/wireless). Instalasi jaringan internet, LAN, mikrotik, router, hotspot dan voucher hotspot serta maintenance warnet. email:sila.sazali@gmail.com.::

Ketika Cinta Bertasbih Difilmkan

Dipoting dimilis FLP Andalas, Jakarta, 26 Maret 2008
Mengikuti kesuksesan film Ayat-Ayat Cinta yang diangkat dari novel karya Habiburrahman el-Shirazy, novel keduanya, Ketika Cinta Bertasbih, bakal diangkat ke layar lebar. Film ini akan diarahkan sutradara kawakan Chaerul Umam, dan penggarapannya dikerjakan rumah produksi SinemArt.



Kang Abik --sapaan akrab Habiburrahman- - menetapkan syarat yang cukup ketat bagi pemeran utamanya, yakni harus bisa membaca Al-Quran.

"Saya menginginkan agar para pemain benar-benar bisa menghayati tokoh-tokoh yang saya gambarkan dalam novel saya," ujar novelis nomor satu di Indonesia versi organisasi para penikmat sastra dari Universitas Diponegoro, Semarang, ini kepada wartawan, Selasa (25/3), di Jakarta.

"Dan terus terang, saya menginginkan pemain yang memainkan film-film saya ini secara moral dia bersih," kata Kang Abik, seraya menambahkan, jika perlu, gelar audisi untuk mencari pemain-pemain yang tepat untuk tokoh-tokoh di novelnya itu.

"Kalau misalnya ada tokoh-tokoh yang bisa membaca Al Quran dengan bagus, jadi wajar, jika audisinya ada bagian membaca Al Quran."

Selain soal pencarian calon-calon pemain, SinemArt, melalui siaran persnya menyebutkan telah memasang target untuk dapat mengambil gambar untuk keperluan sejumlah adegan di film ini, di Kairo, Mesir. Syuting di negeri Piramida ini dirasa perlu dilakukan, kembali dengan alasan yang sama, penyesuaian dengan alur cerita yang telah tertuang dalam novel Kang Abik.

"Syarat-syarat film ini sama dengan syarat sebelumnya (Ayat-Ayat Cinta). Saya selalu menginginkan agar filmnya itu sebisa mungkin dekat dengan karya aslinya. Artinya, di dalam Ketika Cinta Bertasbih, ada setting-nya di Kairo, makanya saya minta sebisa mungkin diadakan untuk setting di Kairo atau lokasi yang dekat dengan Kairo," papar Kang Abik.

Sebelumnya, pada Ayat-Ayat Cinta, Kang Abik pernah bertutur, mengangkat novel ke layar lebar ini bukanlah perkara mudah. Pihak produser film kerap menemui kendala. Syarat syuting harus di Kairo, Mesir, ternyata gagal terlaksana. Lokasi syuting akhirnya dipindahkan ke India, Semarang, dan Jakarta. Penggarapan film klasik Cleopatra produksi Hollywood saja, kata Kang Abik, mentok tak bisa digelar di Mesir, hingga akhirnya dilakukan di Maroko.

Kejelian memilih pemain-pemain atau penentuan lokasi syuting, menurut Kang Abik, merupakan dua contoh standar yang harus ditanamkan dalam mengangkat dua karyanya itu ke layar lebar. Alasannya mudah ditebak, para pembaca telah memiliki imajinasi tersendiri atas novelnya itu. "Syukur kalau kita bisa melebihi imajinasi pembaca," harapnya.

Ketika Ayat-Ayat Cinta telah dikabarkan telah mampu meraup tiga juta penonton, lantas apa ekspetasi penulis muda ini untuk Ketika Cinta Bertasbih? "Hari ini lebih baik dari pada hari kemarin, dan besok kalau bisa lebih baik dari pada hari ini. Ketika saya menulis karya-karya saya, saya selalu berikhtiar dan berusaha agar karya yang saya tulis hari ini lebih baik dari pada kemarin. Ekspetasi saya, saya harus optimis, nanti, film Ketika Cinta Bertasbih juga lebih baik."

Sebagai langkah awal penggarapan, SinemArt telah memilih Chaerul Umam sebagai sutradara film ini.

Chaerul sebelumnya telah dikenal dengan karya-karya besarnya seperti Kejarlah Daku Kau Kutangkap, Titian Serambut Dibelah Tujuh, Nada dan Dakwah, dan Fatahillah. Pada tahun 1992, Chaerul digelari "Sutradara Terbaik" pada perhelatan Festival Film Indonesia melalui film arahannya, Ramadhan dan Ramona.

Sementara untuk penulisan skenario, sepenuhnya diserahkan kepada Imam Tantowi, penulis yang sering berduet dengan Chaerul.

Menurut rencana, Ketika Cinta Bertasbih akan memulai syuting pada Agustus 2006, dengan target rilis di bioskop-bioskop di Indonesia jelang tutup tahun 2008.

Read More......

Ayu Utami: Ayat Ayat Cinta Pengecut


Iin Yumiyanti - detikcom
Jakarta - Film Ayat Ayat Cinta (AAC) kini telah tembus 3 juta penonton. Sebelum sukses filmnya, novel dengan judul ang sama juga laris manis. Setelah film rilis, novel AAC juga kembali diserbu pembeli.

Sayang meski laris manis, novel ini kurang mendapat apresiasi dari sastrawan atau kritikus sastra lainnya. Hanya sastrawan yang tergabung dalam Forum Lingkar Pena (FLP), tempat bernaung penulis AAC Habiburrahman El Shirazy, yang memuji-muji novel ini.

Sementara di luar FLP, jarang kritikus sastra ataupun sastrawan yang tertarik atau telah membaca novel ini. Mayoritas sastrawan dan kritikus sastra yang dihubungi detikcom mengaku belum membaca, bahkan menyatakan tidak berminat membaca AAC.

Dari sedikit sastrawan yang telah membaca karya Kang Abik, panggilan Habiburrahman adalah Ayu Utami. Apa pendapat si penulis novel fenomenal 'Saman' ini? Berikut petikan wawancara detikcom dengan Ayu Utami:


Apakah anda sudah membaca novel atau menonton film Ayat-Ayat Cinta?

Saya sudah membaca novelnya. Tapi belum menonton filmnya.

Beberapa sastrawan dan pengamat sastra menyatakan tidak berminat membaca Ayat-Ayat Cinta. Mengapa anda membaca novel Ayat-Ayat Cinta?

Kalau saya kan memang harus mengikuti perkembangan perbukuan. Saya bagaimana pun bergerak di bidang penulisan, saya anggota Komunitas Sastra Jakarta, saya harus sering baca sastra, saya sering menjadi juri omba cerpen. Jadi membaca novel baru yang menjadi perbincangan wajib bagi saya. Senang atau tidak senang, saya harus membacanya.

Setelah membaca, apa kritik anda?

Ayat-ayat Cinta itu novel Hollywood, novel yang akan membuat senang pembacanya. Cara membuat senang itu dengan memakai resep cerita pop, misalnya berita happy ending, katakan yang orang ingin dengar, jangan katakan yang tidak ingin didengar.

Orang sekarang ingin mendengar petuah bijak, seperti ada sesuatu yang optimis, ada kebaikan di dunia ini.

Ayat Ayat Cinta ini, dari segi struktur cerita seperti cerita Hollywood tahun 1950-an. Bedanya, kalau Hollywood Kristen, ini islam. Endingnya mirip, yakni agama menang. Kalau di Hollywood, misalnya Winnetou masuk Kristen, kalau di Ayat-Ayat Cinta, yang perempuan (Maria, seorang Kristen Koptik) masuk Islam.

Samalah plotnya dengan cerita Hollywood tahun 1950. Laki-lakinya (Fahri, tokoh utama novel Ayat-Ayat Cinta) sangat jagoan, ia miskin, tapi bisa sampai Mesir dan tiba-tiba di Mesir, empat perempuan jatuh cinta semua. Hero banget, hebat dia bisa menaklukkan banyak perempuan.

Karakterisasi tokoh Fahri dalam novel itu, apakah cukup kuat untuk membuat para perempuan jatuh cinta padanya?

Kalau saya nggak tahu. Kenapa laki-laki ini bisa bikin perempuan jatuh cinta. Kalau yang Aisha (perempuan Turki yang kemudian menikah dengan Fahri) mungkinlah, karena ada konflik saat bertemu di metro, tapi bagaimana dengan tetangganya (Maria) bisa jatuh cinta habis-habisan, ini yang tidak tergarap.

Cerita novel ini sangat laki-laki, memenuhi keinginan dan impian semua laki-laki untuk dicintai banyak perempuan, yang perempuan istri pertama menyuruh dia kawin lagi. Lalu penyelesaiannya untuk kompromi simpel, perempuan yang istri kedua mati. Hollywood tahun 1950-an juga seperti itu. Kristen itu kan mengagungkan tidak menikah, jadi begitu tokoh utamanya punya pacar dimatikan. Nah di Hollywood itu tahun 1950-an, Indonesia baru tahun 2008.

Mengapa kemudian Ayat-Ayat Cinta ini sangat laris? Karena masyarakat kita masih di situ tahapnya, inginnya kisah-kisah yang hitam putih dan penuh optimisme seperti itu. Mungkin karena kita habis reformasi, lalu ada chaos, jadi kita ingin kisah yang menghibur seperti itu.

Di novel ini ada cerita tentang pindah agama, dan ini yang menjadi salah satu kontroversi. Menurut anda, apakah cukup kuat pelukisan sehingga ada alasan pindah agamanya Maria masuk akal?

Saya nggak tahu. Buat saya nggak penting kuat atau nggak. Orang pindah agama, dalam hidup sehari-hari, banyak sekali alasannya, ada yang terancam maut, lalu pindah agama . Ada yang karena kawin lalu pindah agama. Ada yang secara revolusioner, ada yang pelan-pelan atau evolusioner.

Ada yang keberatan dengan kisah pindah agama ini diangkat ke novel yang dikonsumsi publik, karena itu menunjukkan dakwah agar masuk Islam sehingga dikhawatirkan bisa mengganggu toleransi antar umat beragama di Indonesia. Pendapat anda?

Ini kan novel dakwah, jadi nggak apa-apa. Saya Katolik, menurut saya nggak apa-apa orang berdakwah. Memang kenapa kalau berdakwah? Kecuali penulisnya bilang, ini bukan novel dakwah. Dia mengaku ini novel dakwah, jadi sah saja.

Saya juga berdakwah, saya mendakwahkan ide-ide saya. Nggak papa ngajak masuk Islam. Kita mau ngajak masuk agama lain, nggak masalah. Namanya, rebutan pengikut agama itu biasa saja. Itu sebuah proses yang baik.

Persaingan agama itu merupakan hal yang baik, dengan adanya persaingan itu akan menghindarkan kekejaman atau represi dalam agama. Orang yang mengalami represi sebuah agama bisa pindah ke agama lain.

Kelompok yang berkeberatan dengan kisah masuk Islam ini menuding ada hegemoni soal kebenaran agama. Mereka mengandaikan bila yang sebaliknya yang dijadikan film?

Persoalan kita, negara ini kan mayoritas muslim, sebagian besar kurang berpendidikan. Saya kira melihatnya, soal kelompok garis keras menyerang kelompok non muslim itu harus dilihat dengan kaca mata yang lebih luas. Ini bukan persoalan agama, tapi persoalan sosial politik.

Saya kira hal yang sama juga terjadi, jika mayoritas negara ini Kristen misalnya dan ada orang Islam menghujat Kristen. Jadi nggak bisa dilihat dari kaca mata agama. Harus dari sosial politik, bahwa mayoritas cenderung akan cenderung akan berperilaku nggak bener. Kita harus pandai memisahkan hal-hal yang beruhubungan antara gama dengan sosial .

Ngomong soal film ya film. Nggak usah pakai film untuk menilai persoalan lain di masyarakat. Jangan campur adukkan kacamata. Pakai kacamata yang pada tempatnya.

Soal poligami, bagaimana pandangan anda?

Di luar novel itu, bagi saya, poligami tidak layak diteruskan. Itu sistem di masa lalu, tidak cocok untuk masa depan.

Kalau dalam novel ini, kasus poligami disikapi dengan pengecut. Dalam arti, sebagian besar perempuan tidak mau dipoligami. Bila pun ada, perempuan yang mau dipoligami itu, biasanya mereka sebagai istri kedua, ketiga, atau keempat.

Ya kita bisa lihat kasus Aa Gym, dia kehilangan pendukung begitu dia melakukan poligami. Jadi jelas sekali poligami tidak disukai perempuan. Novel ini kompromistis sekali. Ia tidak berani ekstrim, dia mengangkat wacana atau ideologi poligami, tapi lalu akhirnya buru-buru dimatikan. Dia hanya kembali ke titik yang happy ending, inilah resep cerita pop.

Apa kekuatan Ayat-Ayat Cinta sendiri sehingga bisa laris?

Judulnya kuat, ini mengingatkan pada Ayat-Ayat Setan, atau lagu Laskar Cinta. Kemudian enak dibaca, dia punya keterampilan menulis. Tapi saya kira kekuatan Ayat-Ayat Cinta ini adalah kemampuannya untuk menyenangkan, untuk mengkonfirmasi apa yang dipercaya
kebanyakan orang. Mental masyarakat itu merindukan orang untuk masuk ke agamanya, kita senang bila ada yang masuk agama kita. Di sini, masuk Islam, di Hollywood masuk Kristen.

Soal beberapa kalangan yang berpendapat Ayat-Ayat Cinta ini bukanlah sastra?

Tahun 1920 an sampai belakangan ini, saya kira batas sastra pop dan serius tidak ada lagi. Batasnya tidak terlalu ketat. Sebuah karya novel, apapun itu adalah kerajinan kata-kata. Tidak perlu dia ditempatkan sebagai sastra atau tidak.

Apa kelemahan Ayat-Ayat Cinta?

Paling lemah, kalau menurut saya, adalah nafsunya pada kebenaran. Begitu bernafsu untuk menunjukkan kebenaran. Tapi dia mengakui ini novel dakwah, jadi nggak masalah.

Tapi bagi saya, kalau sastrawan bernafsu untuk menyampaikan kebenaran itu tidak menarik. Sastra bukan untuk alat berdakwa, tapi untuk mempergulatkan nilai-nilai. Sastra itu selalu menghargai membuka persoalan. Bukan berakhir dengan kata amin seperti bila kita berada di masjid atau di gereja.
( iy / asy )

Tulisan ini saya dapat dari postingan kawan FLP di Milis FLP Andalas

Read More......

Ada Apa dengan Ayat-ayat Cinta

Booming film Ayat-ayat Cinta begitu dahsyat di seantero bioskop Indonesia. Pekanbaru termasuk salah satu kota yang tiketnya paling cepat habis sejak mulai dilaunch tanggal 26 Februari lalu. Aku sendiri begitu penasaran, pingin menonton meski tiketnya rebutan sama yang lain. Kesibukan kerja dan aktifitas lainnya membuat aku urung. Tapi keinginan itu tetap muncul meski pemutaran film yang disutradari oleh Hanung Bramantyo tersebut telah lama diputar.



Saat masih di kantor, aku dapat telpon dari temen, ada film ayat-ayat cinta di rumah. Rasa penasaran itu harus aku akhiri malam itu juga. Kenapa penasaran? Aku mungkin balik bertanya, kenapa orang begitu ramai menonton film yang di bintangi Fedi Nuril ini di bioskop-bioskop Pekanbaru hingga rela memboking tiket terlebih dahulu?

Aku sebenarnya sudah khatam membaca Novel karangan Kang Abik ini. Setelah menonton filmnya, ternyata sama-sama menyentuh. Tapi versi film tidak berhasil membuat aku meneteskan air mata, mungkin karena nontonnya bareng atau apa. Di novelnya yang asli, aku benar-benar merasakan di Mesir, merasa hanyut dalam roman percintaan dan konflik yang sangat menyentuh. Akupun menitikkan air mata.

Sebuah film yang fenomenal dan mampu menyedot perhatian publik. Menurutku, film ini ibarat oase di tengah padang pasir dunia perfilman nasional. Lihatlah, bioskop yang filmnya Indonesia, rata-rata tengah memutar film-film yang arah tujuannya tak jelas, horor melulu. Dari jaman heng wilaheng, kita sudah kenal dengan film kuntilanaknya Suzana, film nyiblorong, entah apalah lagi. Film yang seperti inilah sebenarnya yang harus menjadi garapan para sutradara masa kini dan menjadi tontonan bangsa yang sedang kacau saat ini.



Read More......

Keutamaan Dhuha dalam Nash Hadits dan Al-Quran


Didalam Surah Adh-Dhuha Allah swt bersumpah dengan waktu dhuha dan waktu malam: “Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi.” (QS. 93:1-2). Pernahkah terlintas dalam benak kita mengapa Allah swt sampai bersumpah pada kedua waktu itu?. Beberapa ahli tafsir berpendapat bahwa kedua waktu itu adalah waktu yang utama paling dalam setiap harinya.



Sahabat Zaid bin Arqam ra ketika beliau melihat orang-orang yang sedang melaksanakan shalat dhuha: “Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa shalat itu dilain sa’at ini lebih utama. Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Shalat dhuha itu (shalatul awwabin) shalat orang yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun karena mulai panas tempat berbaringnya.” (HR Muslim).

Lantas bagaimana tidak senang Allah dengan seorang hamba yang seperti ini, sebagaimana janjiNya: “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah Kepada Allah
dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. 5:35).

Disamping itu shalat dhuha ini juga dapat mengantikan ketergadaian setiap anggota tubuh kita pada Allah, dimana kita wajib membayarnya sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Setiap pagi setiap persendian salah seorang diantara kalian harus (membayar) sadhaqah; maka setiap tasbih adalah sadhaqah, setiap tahmid adalah sadhaqah, setiap tahlil adalah sadhaqah, setiap takbir adalah sadhaqah, amar ma’ruf adalah sadhaqah, mencegah kemungkaran adalah sadhaqah, tetapi dua raka’at dhuha sudah mencukupi semua hal tersebut” (HR Muslim).

Tetapi yang lebih dalam dari itu lagi adalah shalat dhuha ini adalah salah amalan yang disukai Rasulullah saw beserta para sahabatnya (sunnah), sebagaimana anjuran beliau yang disampaikan oleh Abu Hurairah ra:
“Kekasihku Rasulullah saw telah berwasiat kepadaku dengan puasa tiga hari setiap bulan, dua raka’at dhuha dan witir sebelum tidur” (Bukhari, Muslim, Abu Dawud).
Kalaulah tidak khawatir jika ummatnya menganggap shalat dhuha ini wajib hukumnya maka Rasulullah saw akan tidak akan pernah meninggalkannya. Para orang alim, awliya dan ulama sangatlah menjaga shalat dhuhanya sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Syafei’: Tidak ada alasan bagi seorang mukmin untuk tidak melakukan shalat dhuha”. Hal ini sudah jelas dikarenakan oleh seorang mukmin sangat apik dan getol untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya”.

"Dari Abu Huraerah ridliyallhu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda : Pada tiap-tiap persendian itu ada shadaqahnya, setiap tasbih adalah shadaqah, setiap tahmid adalah shadaqah, setiap tahlil adalah shadaqah, setiap takbir adalah shadaqah (bacaanya : SUBHANALLAH/MAHA SUCI ALLAH, ALHAMDULILLAH/SEGALA PUJI BAGI ALLAH, LAA ILAHA ILLALLAHU/TIADA TUHAN SELAIN ALLAH, ALLHU AKBAR/ALLAH MAHA BESAR), setiap amar ma'ruf nahyil munkar itu shadaqah. Dan cukuplah memadai semua itu dengan memperkuat/melakukan dua rakaat shalat dhuha" (Riwayat Muslim - Dalilil Falihin Juz III, hal 627).

Dalam hadits qudsi disebutkan bahwa shalat empat rakaat dipagi hari, Allah bakal menjamin dan mencukupkan segalanya dengan limpahan barakah sepanjang hari itu, sehingga bathinpun akan terasa damai walau apapun tantangan hidup yang merongrong, karena dia telah sadar semua itu ketetapan Allah :

"Hai anak Adam, tunaikanlah kewajibanmu untuk KU, yaitu sembahyang empat rakaat pada pagi hari, niscaya Aku akan mencukupi sepanjang harimu (Hadits Riwayat Imam Ahmad, Abu Ya'la).

Dengan lafadz lain berbunyi :

"Hai anak Adam, bersembahyanglah untuk KU empat rakaat pada pagi hari, aku akan mencukupimu sepanjang hari itu" (Riwayat Ahmad dari Abi Murrah).

Coba renungkankan isi daripada do'a setelah shalat dhuha itu, nadanya seolah-olah memaksa untuk diperkenankan oleh Allah. Dan memang demikianlah lafadz do'a tersebut diajarkan oleh Rasulullah SAW :

"Ya Allah, bahwasanya waktu dhuha itu waktu dhuha (milik) Mu, kecantikan ialah kencantikan (milik) Mu, keindahan itu keindahan (milik) Mu, kekuatan itu kekuatan (milik) Mu, kekuasaan itu kekuasaan (milik) Mu, dan perlindungan itu perlindungan Mu".

Ya Allah, jika rizqiku masih diatas langit, turunkanlah (berlafadz perintah), dan jika ada di didalam bumi, keluarkanlah, jika sukar, mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba Mu yang shaleh".

Itulah keistimewaan dan keutamaan shalat DHUHA, didunia memberikan keberkahan hidup kepada pelakunya, diakheratpun /di hari kiamat orang itu dipanggil/dicari Tuhan untuk dimasukkan ke dalam syurga, sebagaimana sabda Nya didalam hadits qudsi :

"Sesungguhnya di dalam syurga, ada pintu yang dinamakan pintu DHUHA, maka ketika datang hari kiamat memanggillah (yang memanggil Allah), dimanakah orang yang selalu mengerjakan sembahyang atas Ku dengan sembahyang DHUHA? inilah pintu kamu, maka masuklah kamu ke dalam syurga dengan rahmat Allah". (Riwayat Thabrani dari Abu Huraerah).

Sumber: internet

Read More......

Akses Internet Menggunakan Wajan Bolic


Kalian semua mungkin sudah pada kenal yang namanya wajan, bukan? Tapi dengan wajan bolic, mungkin belum semua orang tahu. Wajan yang satu ini memungkinkan kita bisa mengakses internet dari kost atau rumah kita dengan jarak maksimal 1 km dari Akses Point(AP) yang tersedia di sekitar tempat tingal kita.



Wajan bolic muncul di daerah Jawa oleh para neter mania yang menginginkan akses internet murah yang dipelopori oleh Onno W. Purwo. Antena ini digunakan untuk koneksi Internet Tanpa Kabel (Wireless Internet) menggunakan gelombang radio 2.4GHz. Pada prinsipinya, wajan bolic ini adalah Wifi yang kita gunakan untuk akses internet wireless menggunakan USB Wifi pada PC/laptop atau wireless pada laptop.

Bedanya, Wajan bolic menggunakan kuali biasa ukuran sedang sebagai media pengumpul signal dari akses poin yang dipusatkan pada USB wifi yang diletakkan pada pipa di depan kuali.

Anda sendiri bisa membuatnya jika mau. Namun, beberapa blogger di Jawa telah menawarkan berbagai macam bentuk wajanbolic mereka buat sendiri dengan kisaran Rp.300-350 ribuan. Jika ingin membuat sendiri, silahkan aja searching di google, anda bakal mendapatkan menu gratis tentang tutorial pembuatan hingga cara mengkoneksikannya ke PC/laptop anda. Meski murah, bukan berarti anda gratis mendapatkan akses internet. Anda harus tetap membayar beban pemakaian terhadap penyedia provider yang memberikan anda akses internet.

Read More......

Selamat Jalan Kawan, Menyelamlah..!

Sedih, sekaligus agak kecewa. Itulah perasaan saya ketika melepas kepergian kawan-kawan berangkat ke Tanjung Pinang, itupun hanya dalam hati. Ira, teman salah satu tim di MSDC (Marine Science Diving Club) mengirim SMS" Kami berangkat. Selamat tinggal, doakan kami ya, Sila.." Itulah bunyi SMS itu. Aku menerima pesan itu saat masih di kantor, kira-kira jam 10 malam.


Saya seperti tidak sadar, ketika HP yang saya pegang hampir jatuh ke lantai..eh ke tangan saya (didramatisir banget ya..). Sambil tidak menitikkan air mata, hati saya berujar, selamat jalan teman-teman. Saya belum bisa ikut, mudah-mudahan lain waktu. Saat itu saya merasa sendiri, seolah teman-teman yang biasa satu kolam ketika latihan, satu oplet ketika berangkat membawa peralatan SCUBA, dan rekan-rekan satu tim yang sangat solid ketika di sekre, ketika di kantin, dan di mana saja tiba-tiba terasa berpergian jauh meninggalkan saya sendiri, di sini.

Saya agak kecewa, karena saya gagal menjadi tim dalam ekspidisi ke Tanjung Pinang itu. Ini semua karena pekerjaan yang tidak bisa saya tinggalkan selama itu, juga karena Kukerta yang sedang saya jalani sekarang. Tapi mau bagaimana lagi, mudah-mudahan Allah memberi waktu untuk saya menyelami lautan-Nya yang penuh dengan mahluk-mahluk indah bawah air.

Ya Allah, berikanlah aku waktu untuk itu...





Read More......

Jalan Tak Kunjung Diaspal, Aktivitas Warga Palas Terganggu

Warga Sering Terpeleset, Lurah Sempat "Ngantor" di Rumah Warga
Laporan Sila Sazali, Pekanbaru redaksi@riautoday.com
Tingginya frekuensi hujan yang terjadi akhir-akhir ini menyebabkankerusakan jalan Damai, kelurahan Palas Kec. Rumbai, semakin parah. Padahal, jalan ini adalah akses satu-satunya menuju kantor kelurahanPalas, Kec. Rumbai dari jalan Siak II.
Jika ingin menuju ke kantor kelurahan Palas, jangan harap bisa dilalui dengan kendaraan roda empat. Selain jalannya yang rusak berat, terdapat dua jembatan seadanya untuk menyeberangi parit besar menuju ke kantor Lurah Palas.



Terhadap kondisi yang terjadi, Warga mengaku sangat kesulitan melalui jalan ini, bahkan tak jarang warga yang jatuh terpeleset akibat melalui jalan ini saat musim hujan tiba. Menurut Plt lurah Palas, Rizki Hidayat, sebagian warga yang berkerja sebagai petani juga mengeluhkan buruknya kondisi jalan sehingga mereka kesulitan mengangkut hasil pertanian mereka, seperti jagung, pisang, sawit serta hasil perkebunan lainnya. Menurut alumni STPDN ini, pegawai kantor lurah Palas pun rela berjalan beratus-ratus meter menuju kantor mereka, bahkan semua pegawai pernah terjatuh saat melalui jalan ini, termasuk dirinya. Mereka juga pernah mengangkat mesin tik dan berkas-berkas yang ada di kantor lurah untuk dibawa dan dikerjakan di rumah warga, karena jalan tak bisa dilalui kendaraan.

Kondisi ini sebetulnya sangat ironis dengan kemegahan gedung kantor lurah yang baru ditempati. Kantor ini selesai dibangun pada pertengahan 2007, pada lahan seluas 8000 m2. Kantor kelurahan Palas sebenarnya memiliki fasilitas yang cukup, mulai dari gedung yang berlantai 2, tower tanki air, serta beberapa set komputer. Tidak adanya suplai listrik membuat fasilitas yang ada tidak termanfaatkan, termasuk untuk membuat surat-surat, pegawai kantor lurah Palas masih menggunakan mesin tik.

Saat ditanya adakah tanggapan pemerintah untuk pembangunan jalan ini, lurah yang sedang menyelesaikan studi S2 ini mengaku hal tersebut sebenarnya telah diusulkan dalam Musrenbang tahun 2004, serta diperhatikan berbagai pihak, Termasuk dari DPRD Kota Pekanbaru. Namun menurutnya, hingga sekarang sama sekali belum nampak realisasinya. Lurah yang belum dilantik ini mengaku belum mengetahui informasi terkini tentang rencana pembangunan jalan tersebut. Dia berharap, kondisi ini bisa secepatnya ditindak lanjuti oleh Pemko Pekanbaru,demi terlaksananya pelayanan prima bagi masyarakat.(aza)

Read More......