Sejak serangan 27 Desember 2008, Israel semakin membabi buta. Meski DK PBB telah mengeluarkan resolusiNo 1860 yang didukung 14 anggota Dewan Keamanan PBB, (AS satu-satunya anggota yang memilih abstain), Israel seolah tak bergeming. Memasuki hari ke-16 agresi Israel ke Jalur Gaza, jumlah korban agresi Israel ke Jalur Gaza keseluruhan mencapai 906 sementara korban luka-luka mencapai 4100 orang, setengahnya adalah dari anak-anak.
Ia menambahkan bahwa selama sehari kemarin Ahad (11/1) korban agresi Israel mencapai 41 orang, 14 di antaranya adalah korban dalam serangan Israel ke kampung Tel Islam, wilayah Syekh Ajalain barat daya kota Gaza. Dalam siaran berita media televisi swasta nasional, sempat ditayangkan sebuah ironisme yang terjadi dalam peperangan tak seimbang di jalur Gaza. Puluhan warga Israel dari dataran tinggi beramai-ramai menyaksikan pertempuran yang terjadi di Gaza layaknya sebuah rekreasi. Tanpa ada rasa iba mereka mengabadikan berjatuhannya peluru-peluru dari pesawat tempur Israel ke wilayah Gaza dengan kamera dan HP. Sebuah hal yang menurutku sangat beradab.
Dalam blog/hamaslovers.wordpress.com dituliskan salah satu penonton setia Perang Gaza itu adalah Moti Danino, warga Kota Sderot, Israel Selatan. Seperti biasa, Sabtu pagi pekan lalu, ia datang dengan kursi santai berbahan kanvas. Sambil menyaksikan gempuran udara dan artileri pasukan Israel, mulutnya mengunyah makanan dan minuman ringan. Ia juga menyetel radio kecil untuk mendengarkan kabar terbaru dari medan pertempuran. Israel dan Hamas masih bertempur meski Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera. Sebanyak 14 negara menyetujui kecuali Amerika Serikat yang abstain.
Pagi itu Danino tidak sendirian. Tidak jauh dari tempatnya, empat remaja duduk di atas tanah berpasir itu. “Saya tidak pernah melihat perang sebelumnya,” kata Nadav Zebari, pelajar sekolah seminari (Yeshiva) di Yerusalem. Ia menikmati pertempuran antara Hamas dan Israel itu seraya melahap sebuah sandwich dan minuman ringan.
Anda bisa bayangkan, betapa ketakutan yang dialami oleh warga Palestina saat serangan membabi buta Israel dilancarkan. Sementara, di saat yang sama, di kejauhan, sebuah tempat yang nyaman, seorang yahudi duduk dengan santai sambil bersenang-senang menjadikan itu sebagai sebuah tontonan asyik.